Dokumentasi Kegiatan

  • Kegiatan Gebyar Muslim Engineer di Depan Fakultas Teknik UNRAM
  • berada di bawah terop depan FT-UNRAM
  • sedang di komentari oleh juri
  • Berjalan Menuju Pemandangan nan indah & Alami
  • bersama pemandu di Bandara Internasional Lombok
  • Depan jalan masuk ke ruang tunggu dan Check in Pesawat di Bandara internasional lombok
  • Ruang Sidang FT-UNRAM

Lomba Pidato

on Minggu, 30 Juni 2013


                                   Powered byEMF Online Form

READ MORE - Lomba Pidato

KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA’BAN

on Minggu, 23 Juni 2013


Suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa  (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah saw. menjawab: "Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).

Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).

Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: "Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: "Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. Beliau pun berkata: "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki." (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).

Jika kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka yang mendirikan qiyamul lail  saat itu), memaafkan mereka yang memohon ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.

Dan jika mau kita cermati beberapa riwayat diatas, ada dua hal yang biasa atau setidaknya pernah dilakukan rasulullah saw. di bulan Sya’ban yaitu memperbanyak berpuasa serta ber-qiyamul lail (mendirikan shalat) pada malam pertengahan bulan Sya’ban.

Memperbanyak berpuasa merupakan amaliah yang sangat gemar dilakukan Rasulullah saw. di bulan Sya’ban. Maksud memperbanyak disini bukan berarti beliau melakukannya sebulan penuh akan tetapi beliau sering mengisi hari-hari di bulan Sya’ban dengan berpuasa.

Disamping menganjurkan berpuasa di bulan Sya’ban, Rasulullah saw. juga melarang umatnya berpuasa jika hal tersebut dilakukan sehari atau dua hari sebelum bulan sya’ban berakhir. Sebagaimana sabda saw. : “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka puasalah.” (HR. Bukhari No. 1983 dan Muslim No. 1082 dari Abu Hurairah).

Dalam hal ini Imam Nawawi dalam kitab Majmu’nya mengatakan bahwa apabila puasa sehari atau dua hari tersebut memiliki sebab atau merupakan kebiasaan dia berpuasa, seperti puasa dahr (puasa satu tahun penuh), puasa nabi daud (satu hari puasa satu hari berbuka) atau puasa senin-kamis maka maka hal tersebut di bolehkan. Namun jika tidak, maka hal itu terlarang.

Adapun tentang qiyamul lail, meskipun apa yang diriwayatkan Imam Baihaqi bersifat mursal (kurang valid), namun hal ini tidak mengurangi akan keutamaan bulan Sya’ban melihat banyak riwayat sahih lainnya yang menunjukkan  keutamaan bulan tersebut. Jadi, adalah mulia jika malam nisfu Sya’ban diisi dengan memperbanyak ibadah shalat, zikir, membaca al Qur’an, berdoa atau bermacam kegiatan positif lainnya.

Waba’du, marilah kita manfaatkan kesempatan mencicipi bulan yang penuh keutamaan ini dengan memperbanyak ibadah puasa atau amal shalih lainnya. Selain sebagai manifestasi pendekatan diri kepada Allah swt. (taqarruban ilallah), puasa juga bisa menjadi ajang pemanasan dalam menghadapi bulan Ramadhan yang didalamnya diwajibkan berpuasa. Jika seseorang terbiasa berpuasa sebelum Ramadhan, maka ia akan lebih terbiasa, lebih kuat dan lebih bersemangat dalam menunaikan puasa wajib dibulan Ramadhan.
Wallahua’lam bisshawab

READ MORE - KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA’BAN

Anak Yang Bijak

on Rabu, 19 Juni 2013


                                               
                                                       
Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera
membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar
penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk
menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah
pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada
anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa,
Pa."
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?"
tanya sang ayah. "Iya, Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat
kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.


Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai
seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.

Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke
tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil
yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan
mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi
taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan
milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka
mempunyai tanah sejauh mata memandang.

Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita
tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.


Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka
menanam sendiri.


Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan
mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.


Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.
Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku
tahu betapa miskinnya diri kita."

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya
berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang
kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi
orang lain.

READ MORE - Anak Yang Bijak

Bekerja dan bekerja ....

on Senin, 17 Juni 2013


Ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah anda bekerja.
Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang
lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda.
Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika
orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam
istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan
gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka,
jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan;
"Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta."
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah
mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak.
Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan
tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita
kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti
sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya;
menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan
yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja,
mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.
READ MORE - Bekerja dan bekerja ....

Positive Thinking Always Beatiful



Assalamualaikum Wr. Wb.
akhifillah wa ukhtifillah yang di muliakan Allah SWT..............
                        Pikiran positif memberikan inspirasi yang luar biasa, yakni percaya bahwa semuanya berjalan dengan kehendak yang maha kuasa, bukan manusia tidak juga karena usaha. pilihan menentukan sikap, berpikir positif atau tidak, itu pikaranmu yang menentukan. Ia  bernaung dalam diri setiap insan, tidak nampak namun memiliki andil besar dalam setiap gerak langkah kita, tidak percaya anda boleh buktikan. Pikiran positif adalah sebuah mutiara yang tertanam di dasar samudra yang seharusnya di pancarkan dalam setiap inspirasi hari-hari kita sehingga memberikan motivasi besar dalam kehidupan dan misi-misi kita sehari-hari. Analogi sederhana, ada salah seorang ikhwah berkata ke ana, dia mengatakan :" ana malas mengikuti rapat dengan datang cepat, nanti ujung-ujungnya ana datang rapat mereka biasanya telat". Itu adalah sebuah prasangka yang secara tidak sadar menjeremuskan seseorang ke sebuah lembah kebiasaan sehingga yang awalnya seseorang yang disiplin menjadi seorang yang amburadur dalam menejemen waktunya.              
                        Tidakkah ikhwafillah renungi firman Allah SWT :........Innallaha ma'assobirin yang artinya sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan juga dalam QR. Al-Asr ayat terakhir dikatakan bahwa yang termasuk orang-orang yang tidak rugi adalah Saling menasehati dalam kesabaran. Sabar-dan sabar kunci ke istiqomahan dalam mengarungi samudra pikiran positif, tidak pernahkan engkau bayangkan bahwa pikiran positif dapat membahagiakan orang-orang yang kita cintai, yang paling berharga dalam hidup kita. Ada sebuah kisah yang di bawakan oleh AA Gym dalam ceramahnya mengatakan :" ada sebuah kisah, di sebuah keluarga yang terlihat harmoni dan bahagia saat bertemu dengan salah seorang buah hatinya yang selalu berprasangka baik terhadap orang tuannya, Anak ini kita berinama Si-Fulannah A. Bapak ini, menengok putrinya yang satu lagi yang sedang merindukan sebuah cincin mewah, indah nan menawan, putrinya ini kita berinama Si-Fullannah B, pada suatu ketika ayah kedua anak ini memperoleh rezki yang tiada di sangka-sangka sehingga beliau memiliki inisiatif untukmembelikan apa yang di harapkan dan dirindukan buah hatinya. Beliau tahu bahwa anaknya yang kita beri nama Si-Fulannah A adalah putrinya yang merindukan seekor kuda putih, sehingga beliau memasukkan sebuah kotoran kuda ke dalam kotak, pikir beliau setiap apa yang kita sukai maka bagian apapun yang akan kita bawa insya Allah di sukainya (Sebenarnya Beliau Kekurangan Uang untuk membeli kuda). 
                       Mengingat anaknya yang kita berinama Si-Fullanah B memiliki keinginan untuk memiliki sebuah cincin akhirnya beliau belikan cincin mutiara murni seharga uang yang di milikinya. Dengan persaan bahagia Bapak dua anak putri ini segera bergegas ke Rumahnya. dan Langsung menemui  Si-Fullannah B kemudian beliau berkata :' coba tengok kebelakang, Nak ! apa yang aku bawa? dengan harapan memperoleh penghargaan dari anaknya bapak ini tersenyum dengan penuh harapan tapi apa yang terjadi, ternya Si-Fullannah B ini bukan bersyukur malah menggerutu sehingga membuat ayahnya miris hatinya padahal uang yang di miliki ayahnya di habiskan untuk membelikan dia cincin yang di impikannya. Si-Fulannah B menggerutu, asli enggk nih?, apa yang bokap gua belikan ? , dia dipenuhi rasa curiga dan prasangka. Bapak ini dengan perasaan sedih berjalan menuju kamar putrinya yang kedua yakni yang kita beri nama Si-Fullanah A beliau berkata biasa-biasa saja dan memanggilnya dengan harapan semoga anaknya ini tidak kecewa, beliau berkata : nak, coba kemari ! ada yang ayah ingin sampaikan !, Anaknya : ia pak ! anak ini segera ke seruan bapaknya dan bertanya ada apa pak ? ini ada sesuatu yang saya bawa untuk kamu ! untuk saya, si anak ini penuh dengan harapan hadiah karena dia tahu ayahnya sedang memperoleh uang gajian. 
                            Saat membuka isi kotak yang di bawa ayahnya dia sangat bahagia melihat isi kotak yang di bawa adalah impiannya untuk memiliki seekor kuda akhirnya dia memeluk ayahnya dengan penuh kebahagian dan ucapan syukur yang bisa anda bayangkan sendiri seperti apa?. Hal ini membuat bapaknya termotivasi untuk mewujudkan apa yang diinginkan Si-Fullanah A, beliau segera berangkat ke tempat pembelian kuda dan segera bergegas memperlihatkan anaknya ( beliau takut mengecewakan anaknya). Akhifillah afwan jiddan cerita ana kepanjangan, mudah-mudahan kita bisa ambil pelajaran bagaimana sikap kita dalam kehidupan ini sehingga harapan kita bisa terwujud dengan jalan yang tidak disangka-sangka kawan. karena Husnuzhon adalah sifat yang luar biasa pada diri setiap insan... Ok Right !. Siap berpikir positif ....
sudah saatnya kita penuhi jiwa-jiwa ini dengan prasangka baik selalu dalam setiap aktifitas kita.
 ~~~amin~~~
                                                                                                                                      
              Penulis


UKK As-Siraaj @2013
READ MORE - Positive Thinking Always Beatiful

Belajar Dari Kesalahan.

on Minggu, 16 Juni 2013

Bila anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan anda membuat suatu kesalahan. Bila anda membuat kesalahan, itu adalah hal yang hebat. Karena anda berkesempatan belajar sesuatu. Akui kesalahan anda, teliti dan pelajari secara mendalam. Jawablah kesalahan anda tersebut. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, anda dibantu untuk menemukan apa yang benar. Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan. Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson, berkata "Anda pasti menghendaki saya mengundurkan diri." Jawab Watson, "Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik anda..." Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila anda membuat sebuah kesalahan, hal yang terbaik adalah mengumpulkan kembali keping-keping yang terserak, dan memperhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi. Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkan pengetahuan baru anda itu.
READ MORE - Belajar Dari Kesalahan.

Kisah Nyata Mengharukan

on Jumat, 14 Juni 2013



Umur siapa yang tahu, demikian juga seorang pemuda, bagaimanapun kuatnya juga tak bisa mengelak dari hal tersebut. Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah. Pemilik kisah ini berkata: Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak. Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku. Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa lalu Pada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kami berjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. setelah makan siang, kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. sesuai aturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisa bertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan. Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalam kemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datang waktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaan kaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhu sendirian. Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara aku berada di daerah yang dalam. AKu memutuskan untuk tidur diatas punggungku dan membiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah… aku berusaha untuk naik…..aku berusaha untuk melawan….aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapi aku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akan sekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah. Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat itu aku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa…aku ingat kepada ayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku… hingga karyawan di toko pun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalam ingatanku…semuanya pada detik-detik yang terbatas…kemudian setelah itu, aku ingat diriku sendiri..!.!! Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiri…apa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa? Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang di jalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisah dari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba aku mendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: “Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Aku merasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunya dengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku. Aku berteriak….berteriak…tapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalam tubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untuk mengucapkan syahadat….kuucapkan Asyhadu…Asyhadu…aku tidak mampu untuk menyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku dan menghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanan keluar dari tubuhku. Akupun berhenti bergerak…inilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun sementara kau berada di dalam kemah…dan di sisiku ada seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat. Saat aku terbangun, tentara itu berkata:”Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.” Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada para pemuda tentang tentara tersebut. Apakah kalian mengenalnya? Mereka tidak mengetahuinya, dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segera pergi sebagaimana engkau lihat, kata mereka. Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?” Mereka menjawab,”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.” Perlu diketahui bahwa jarak terdekat denga Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit. Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentara tersebut melihatku? Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarang dia menelepon? Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya. Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izin pulang duluan. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!” Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata. Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata:”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras-kerasnya sementara manuisa mendengar do’aku. Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku. Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau teledor terhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalah sebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu. Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu. Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian. Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuta dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala. Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku. Alhamdulillah. Wahai para pemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua. Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban ibadah kita walaupun kelihatannya sepele.
READ MORE - Kisah Nyata Mengharukan

Bulan Sya'ba'an

Sabda Nabi s.a.w.: Bahawa puasa Syaba'an karena membesarkan Ramadhan. Siapa yang berpuasa tiga hari daripada bulan Sya'aban, kemudian dia bersalawat atasku beberapa kali sebelum berbuka puasa maka di ampunkan oleh Allah dosanya yang telah lalu, diberkatikan rezki baginya, antara lain sabdanya lagi: Bahawa Allah Ta'ala membukakan pada bulan itu tiga ratus pintu rahmat.
READ MORE - Bulan Sya'ba'an

Miliki Visi, Misi, Persepsi dan Filosofi

on Selasa, 11 Juni 2013


  1. Memiliki Visi Besar

                Pribadi muslimlah yang visioner memiliki cita-cita besar. Dari cita-cita besar itulah orang akan berfikir untuk  melakukatn kerja-kerja besar. 
Al-Mutanabi Mengatakan :" Manusia dimulai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka  yang menentukan karya besar mereka memang besar. Dimata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-masalah besar terlihat kecil."(Gatra, 4 Maret 1995).  
Imam Safi'i mengatakan :"Kalau aku hidup aku tak takut kehilangan makanan, kalau aku mati aku tak takut kehilangan kuburan. Jiwaku jiwa yang merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran." 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan ," Apa yang dilakukan musuh-musuhku tehadapku? surgaku adalah jiwaku, jika mereka memenjarakanku, maka itu adalah penyepianku dengan tuhanku. jika mereka  mengasingkanku ke tempat yang sangat jauh, maka itu masa pengembaraan bagiku, jika mereka membunuhku, itu adalah kematian yang semoga menjadikanku sebagai Syahid."
                   Demikianlah orang-orang besar. Mereka memiliki visi besar, pandangan yang besar. persepsi yang benar, langkah yang tegar, ide-ide yang selalu segar. Amal-amal tumbuh mengakar  menjadi kontribusi menjadikan dirinya besar.
 Seperti yang dikatakan Stephen R.Covey :" visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat". 
Memiliki Visi yang jelas adalah sebuah keharusan agar langkah-langkahnya terukur. Agar memperpanjang umur, agar amal salehnya subur, menjadikan kehidupannya teratur. Visi di bangun  dari dasar pemikiran dan penggalian nilai-nilai besar yang diyakini. Visi adalah mimpi anda  akan hari depan yang dicita-citakan, 
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan :" Kenyataan hari ini adalah hasil dari impian kita kemarin, kenyataan esok hari ditentukan impian hari ini."

2. Memiliki Misi Diri

                    Misi ---> Menurut Satria Hadi Lubis dalam buku Breaking the Time-:"Adalah Kristalisasi nilai-nilai, azas-azas hidup, intisari dan menjadi besar kepribadian. Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Misi ada dua, misi positif dan misi negatif, setiap orang memiliki misi sesuai dengan hasil kristalisasi nilai-nilai hidup yang diyakininya. Untuk dapat diusung dengan jelas, maka misi  positif di syaratkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Luhur, Ideal. ia bersumber dari nilai-nilai universal yang berasal dari Allah SWT.
Flexibel. tidak terlalu kaku dan memberikan ruang bagi perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan.
Menarik.  misi mampu memotivasi diri untuk melejut menjadi pribadi yang luar biasa dan beristiqomah berada di koridor yang telah direncanakan serta memberikan optimisme dan harapan daripada terlalu banyak kehawatiran.
Jelas & Singkat. Misi hidup harus jelas terarah sehingga fokus untuk mencapai tujuan. ia mampu memberikan jawaban yang jelas dari pertanyaaan Dari mana?, Hendak Kemana?, dan Untuk apa ia hidup di dunia ini?.

3. Filosofi

                          Cukup  Ambil filosofi yang mudah, bisa singkat dengan prestasi akurat, boleh mudah dengan hasil yang wah. Banyak cara mengambil filosofi yakni dengan mengambil Ibroh dan hikmah dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh sederhana Air, di dalam islam air memiliki banyak pelajaran. Misalnya fungsinya air beraneka ragam merupakan merupakan inspirasi untuk menjadi seorang muslim yang memiliki aneka peran. Silahkan temukan fungsi air yang sebanyak-banyaknya dan temukan kedahsyatan darinya.
 (Zero to Hero by Solikhin Abu Izzudin : 162-169).



                                                                                                                                          
   ----------Penulis---------  


UKK As-Siraaj @ 2013







READ MORE - Miliki Visi, Misi, Persepsi dan Filosofi

Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis

on Senin, 03 Juni 2013

Telah diceritakan bahawa Allah S.W.T telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis pun datang kepada baginda dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.

Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"

Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."

"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?"

Orang tua itu menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."

Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?"

Iblis menjawab, "Lima belas."

1.    Engkau sendiri hai Muhammad.
2.    Imam dan pemimpin yang adil.
3.    Orang kaya yang merendah diri.
4.    Pedagang yang jujur dan amanah.
5.    Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.
6.    Orang Mukmin yang memberi nasihat.
7.    Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.
8.    Orang yang tetap dan cepat bertaubat.
9.    Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.
10.   Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.
11.   Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.
12.   Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.
13.   Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.
14.   Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.
15.  Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang lain dalam keadaan tidur.

Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?"
Jawab iblis, "Sepuluh golongan :-
1.    Hakim yang tidak adil.
2.    Orang kaya yang sombong.
3.    Pedagang yang khianat.
4.    Pemabuk/ peminum khamr.
5.    Orang yang memutuskan tali persaudaraan.
6.    Pemilik harta riba'.
7.    Pemakan harta anak yatim.
8.    Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan sholat/sering meninggalkan sholat.
9.    Orang yang enggan mengeluarkan zakat.

10.  Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah. 
READ MORE - Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis

Berikhtiar

on Minggu, 02 Juni 2013


Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. 
Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang 
lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda. 
Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika 
orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam 
istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan 
gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, 
jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan; 
"Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta." 
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah 
mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. 
Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan 
tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita 
kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti
sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya; 
menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan 
yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, 
mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.
READ MORE - Berikhtiar