Dokumentasi Kegiatan

  • Kegiatan Gebyar Muslim Engineer di Depan Fakultas Teknik UNRAM
  • berada di bawah terop depan FT-UNRAM
  • sedang di komentari oleh juri
  • Berjalan Menuju Pemandangan nan indah & Alami
  • bersama pemandu di Bandara Internasional Lombok
  • Depan jalan masuk ke ruang tunggu dan Check in Pesawat di Bandara internasional lombok
  • Ruang Sidang FT-UNRAM

Siapa Yang Tak Mati

on Rabu, 06 November 2013



Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.

Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru berujar:

“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada.”

“Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.

“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya belum pernah ada yang mati.”

Dengan “semangat 45″, wanita itu langsung beranjak dari tempat itu, hatinya sangat entusias, “Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!”

Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: “Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya?” “Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah. “Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?” “Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.

Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya. “Ayah kami barusan wafat…,” “Kakek kami sudah meninggal…,” “Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,” dan sebagainya.

Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan.

Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, “Guru, saya akan menguburkan anak saya.” Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut.

Mungkin saja Sang Guru bisa mengerahkan kesaktian dan menghidupkan kembali anak yang telah mati itu, tetapi kalau pun bisa demikian, apa hikmahnya?

Bukankah anak tersebut suatu hari akan mati lagi juga? Alih-alih berbuat demikian Sang Guru membuat wanita yang tengah berduka itu mengalami pembelajaran langsung dan menyadari suatu kenyataan hidup yang tak terelakkan bagi siapa pun: siapa yang tak mati?

Penghiburan sementara belaka bukanlah solusi sejati terhadap peristiwa dukacita mendalam seperti dalam cerita di atas.

Penderitaan hanya benar-benar bisa diatasi dengan pengertian yang benar akan dua hal:
(1) kenyataan hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana maunya kita, dan
(2) bahwasanya pada dasarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang
bersumber dari dalam diri kita sendiri.
READ MORE - Siapa Yang Tak Mati

As-sunnah : 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah

on Kamis, 03 Oktober 2013

 Redaksi As Sunnah Madiun.wordpress.com :::::Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu Arba’atun Hurum. Maksud Arba’atun Hurum adalah 4 bulan yang memiliki kehormatan. Keberadaan 4 bulan tersebut disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya (artinya) : “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Kesemuanya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) tersebut terdapat 4 bulan yang memiliki kehormatan …”[At Taubah:36].

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menegaskan dalam salah satu sabdanya (artinya): “… 1 tahun ada 12 bulan. Di antara 12 bulan tersebut terdapat 4 bulan yang memiliki kehormatan. 3 di antaranya tiba berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sedangkan yang satu adalah Rajab yang merupakan bulan pilihan orang dari Mudhar dan terletak antara bulan Jumaada (Jumaadats Tsaniyah/ Jumaadal Akhirah) dan Sya’ban …” [H.R Al Bukhari dan Muslim].
Apabila sesuatu itu mendapatkan kehormatan dari Allah Yang Maha Mulia, maka kita -sebagai hamba-Nya- juga turut memberikan penghormatan kepadanya. Barangsiapa mengagungkan atau menghormati sesuatu yang diagungkan Allah, maka dia akan memperoleh pahala dari sisi AllahTa’ala. Allah berfirman (artinya): “Demikianlah (perintah Allah). Barangsiapa mengagungkan sesuatu yang diagungkan Allah, maka itu lebih baik baginya di sisi Rabbnya.” [Al Hajj: 30].
Atas dasar itu, kita memuliakan bulan Dzulhijjah karena Allah telah memuliakannya dan itu adalah tanda kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bulan Dzulijjah tetap memiliki kemuliaan, sekalipun tidak sedikit diantara kaum muslimin yang belum mengerti atau peduli dengan hal itu.
10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Diantara hari-hari dalam bulan Dzulhijjah, 10 hari awal padanya memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya): “Tidaklah ada hari-hari lain yang amal shalih padanya itu lebih dicintai Allah daripada (amal shalih) di 10 hari (awal Dzulhijjah) ini.” Lalu mereka (para shahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, sekalipun amal shalih (di hari-hari lain) tadi adalah perang di jalan Allah?” Maka beliau menjawab,” Sekalipun amal shalih tersebut adalah perang di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berperang dengan jiwa dan hartanya lalu tidak kembali sedikitpun dari jiwa dan harta tersebut.” [Al Irwa’ 953. Lihat Al Bukhari].
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Dan yang tampak bahwa sebab keistimewaan 10 hari (awal) Dzulhijjah karena berkumpulnya induk ibadah padanya seperti shalat, puasa, shadaqah dan haji. Sedangkan keistimewaan tersebut tidak terdapat pada hari-hari lain.” [Fathul Bari]
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah –ketika menerangkan hadits tersebut yang terdapat dalam Al-Bukhari- berkata: “Hadits ini sifatnya umum, bahwa seluruh amal shalih di 10 hari tadi dicintai Allah ‘Azza Wa Jalla dan lebih utama daripada amal shalih di hari-hari lain. Hadits ini mencakup segenap amal shalih seperti shalat, shadaqah, membaca Al Qur’an, zikir, puasa dan sebagainya …” [Syarhul Bukhari].
Bahkan, beliau –dalam sebuah pernyataan- membandingkan bahwa amal shalih di 10 hari (awal) Dzulhijjah itu lebih dicintai Allah daripada amalan shalih di 10 hari akhir Ramadhan. Bersamaan dengan itu, manusia telah lalai tentang hal tersebut. [Lihat asy-Syarhul Mumti’].
Adapun Syaikhul Islam rahimahullah merinci perbandingan tersebut. Rinciannya: bahwa 10 hari awal Dzulhijjah lebih utama daripada 10 hari akhir Ramadhan. Sedangkan 10 malam akhir Ramadhan itu lebih utama daripada 10 malam awal Dzulhijjah. [Lihat catatan kaki Al I’laam]. Wallahu a’lam
Hanya saja terkait puasa di hari ke-10 Dzulhijjah yang memang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha dan puasa di hari Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah), maka kedua puasa tersebut merupakan perkara yang dilarang  bila dikerjakan pada saat itu.
Puasa Arafah
Disebutkan dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam  pernah ditanya tentang puasa Arafah (9 Dzulhijjah –pen), maka beliau menjawab (artinya): “(Puasa tersebut) menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” [H.R Muslim].
Para pembaca –semoga Allah merahmati kita semua- hadits Abu Qatadah ini menerangkan keutamaan puasa di hari Arafah (9 Dzulhijjah) yaitu menghapus dosa yang lalu maupun dosa yang akan datang. Yang dimaksud menghapus dosa yang akan datang adalah seseorang yang akan berpuasa Arafah diberi hidayah untuk meninggalkan dosa atau diberi taufik untuk bertaubat bila telah melakukan dosa.
Adapun yang dimaksud dosa dalam hadits Abu Qatadah tersebut adalah dosa kecil, bukan dosa besar. Hal itu karena dosa besar tidaklah bisa dihapus kecuali dengan taubat. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Bila kalian meninggalkan dosa-dosa besar yang kalian dilarang untuk mengerjakannya maka Kami (Allah) akan menghapus dosa-dosa kalian” [An Nisaa’:31]
Faedah
1. Diharamkan bagi orang yang akan berkurban untuk memotong rambut/bulu, kuku atau kulit (khitan) pada tubuhnya sejak tanggal 1 sampai dengan 10 Dzulhijjah atau usai menyembelih. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam (artinya): “Bila telah masuk 10 hari awal Dzulhijjah, sedangkan salah seorang diantara kalian ingin berkurban maka janganlah ia memotong rambut/ bulu atau kulit pada tubuhnya sedikitpun.” Dalam riwayat lain: “…dan memotong kuku pada tubuhnya.” [H.R Muslim].
Akan tetapi bila ternyata kuku orang yang akan berkurban tadi patah atau ada rambut/bulu yang tumbuh menganggu maka boleh dipotong [Lihat asy-Syarhul Mumti’].
2. Bila orang yang akan berkurban tersebut ternyata melanggar larangan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam tadi, maka penyembelihannya tetap sah namun ia berdosa sehingga wajib bertaubat dan tidak ada fidyah (tebusan) baginya. [Lihat asy-Syarhul Mumti’ dan Al Mulakhash Al Fiqhi].
3. Jika seseorang itu baru berniat berkurban di tengah 10 hari awal Dzulhijjah dan ternyata saat itu ia sudah memotong rambut/bulu, kulit atau kukunya maka larangan dalam hadits tadi berlaku sejak dia mulai berniat. [Lihat asy-Syarhul Mumti’].
4. Larangan memotong rambut/bulu, kulit atau kuku tidak berlaku bagi anggota keluarga orang yang berkurban tadi atau tidak berlaku pula hal itu bagi rang yang semata-mata ditunjuk mengurusi hewan kurban.[Lihat Syarhul Bukhari].
Larangan Menzhalimi Diri Sendiri di Bulan Dzulhijjah
Dalam salah satu ayat Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Kesemuanya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Diantara (12 bulan) tersebut terdapat 4 bulan yang memiliki kehormatan. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan tersebut.” [At Taubah:36].
Ketika menyampaikan ayat ini dalam salah satu khutbah, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Rabb kita Ta’ala telah melarang kita untuk menzhalimi diri kita sendiri pada bulan-bulan tersebut. Sedangkan larangan dari menzhalimi diri sendiri itu berlaku untuk seluruh keadaan dan tempat (kita berada). Namun 4 bulan ini memiliki kekhususan yang perbuatan zhalim terhadap diri sendiri pada  4 bulan tersebut keadaannya lebih berat. Atas dasar itu Allah melarang dari kezhaliman pada bulan-bulan tersebut secara tersendiri. Maka hendaknya kalian menghormati dan mengagungkan bulan-bulan tersebut. Jauhilah perbuatan zhalim pada diri sendiri di bulan-bulan ini agar kalian beruntung. Lalu bila kalian bertanya: “Apa maksud perbuatan zhalim terhadap diri sendiri?” (Jawabnya) perbuatan zhalim terhadap diri sendiri bentuknya ada 2 macam:
-          meninggalkan perintah Allah
-          melakukan larangan Allah

Itu semua adalah perbuatan zhalim terhadap diri sendiri. Jiwa itu merupakan amanah untukmu, sehingga engkau wajib menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Arahkanlah jiwamu untuk mengerjakan sesuatu yang merupakan kebahagiaan dan kebaikan bagi jiwa tersebut serta jauhkan ia dari sesuatu yang merupakan kesengsaraan dan kejelekan baginya.” [Adh-Dhiyaa’ul Laami’ Minal Khuthabil Jawaami’].
Para ulama menyebutkan sebuah kaidah yang menerangkan bahwa amal shalih yang dikerjakan di waktu atau tempat yamg memiliki keutamaan akan dilipatgandakan pahalanya di sisi Allah. Sedangkan amal jelek yang dilakukan di waktu dan tempat yang memiliki keutamaan akan dilipatgandakan dosanya di sisi Allah.
Dengan demikian, sudah selayaknya untuk kita menumbuhkan perhatian terhadap tuntunan agama tentang perbuatan baik maupun buruk dimana dan kapanpun kita berada, terlebih di tempat atau waktu yang memiliki kehormatan. Semoga dengan itu kita mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan. Allahlah Dzat yang senantiasa kita mintai pertolongan.
Wallahu a’lam bish-Shawaab
READ MORE - As-sunnah : 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah

Sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah bangun tidur

on Sabtu, 07 September 2013

  yang akan dibahas ini, kita awali melakukan sunah setelah bangun tidur. Mungkin kedengarannya sepele, tapi yang namanya kita menjalankan segala sesuatu dengan sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam itu tidak akan rugi, bukan! Bahkan sangat menguntungkan buat kita selaku umatnya.
Hampir semua orang pasti hafal dengan doa sebelum tidur maupun sesudah tidur, betul! Tapi tidak banyak orang yang mengerti akan sunah-sunah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah bangun tidur. 

Oleh karena itu, saya selaku admin blog kumpulan tausiyah singkat, ingin saling mengingatkan kepada sobat semua, mungkin saja dikalangan sobat muslim semua belum ada yang tahu melakukan hal yang sunah setelah bangun tidur yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Yang pertama, membasuh wajah dengan tangan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda , “Rasulullah kemudian bangun tidur, lalu duduk sambil mengusap (bekas) tidur di wajah beliau dengan tangan beliau”. (HR. Muslim)
Yang kedua, membaca doa bangun tidur.
Alhamdulillaah illadtii ahyanaa ba’da maa a maa tanaa wa i layhi nnusyuw ru.
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah mematikan aku dan kepada-Nya-lah aku kembali. (HR. Bukhari)
Yang ketiga, memakai siwak.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ketika bangun tidur menggosok mulutnya dengan siwak”. (Muttafaq’alaih)
Yang keempat, menghisap air ke dalam hidung.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tatkala salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaklanya dia menghisap air ke hidung sebanyak tiga kali, sesungguhnya setan menginap di lubang hidungnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Yang kelima, membasuh kedua belah tangan tiga kali.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Ketika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya hendaknya dia tidak mencelupkan tangannya ke dalam tempat (air) sampai dia membasuh tangannya itu sebanyak tiga kali.” (Muttafaq ‘alaih)
Inilah sunah-sunah setelah bangun tidur yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, semoga dengan kita menjalankan sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, kita bisa mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Amin!
Untuk itu, bagi sobat muslim yang ingin mengetahui sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang lainnya, Update terus yah di blog kumpulan tausiyah singkat ini.
READ MORE - Sunah-sunah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah bangun tidur

Maafkan dan Lupakan.

on Senin, 15 Juli 2013




Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang
sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan,
mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan
tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir; HARI INI,
SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis,
dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya
kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun
nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang,
dia menulis di sebuah batu; HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU
MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,
"Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di
atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu ?"
Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang
sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas
pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus
tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa
terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita,
agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik
karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah
untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu.
Belajarlah menulis diatas pasir.

READ MORE - Maafkan dan Lupakan.

N I A T

on Sabtu, 13 Juli 2013



Niat bukanlah hanya sekedar mengucapkan , "saya berniat", akan tetapi ia merupakan dorongan hati yang terjadi seperti datangnya sesuatu dari Allah. Kadang-kadang niat ini mudah dilakukan dan di lain waktu sulit dilakukan. Barang siapa yang hatinya selalu terpusat pada urusan agama, maka ia akan merasakan kemudahan dalam menghadirkan niat untuk melakukan segala kebaikan, karena pada asalnya hatinya selalu condong pada kebaikan, sehingga hatinya akan selalu terdorong untuk melakukan hal-hal yang terpuji. Akan tetapi barang siapa yang hatinya selalu condong kepada keduniaan, maka tidak ada kemudahan baginya untuk hal itu, bahkan tidak mudah baginya untuk melaksanakan kewajiban kecuali dengan usaha yang keras.

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Segala amal perbuatan tergantung niatnya. Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada Allah dan RasulNya. Dan barang siapa berhijrah karena ingin memperoleh dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada apa yang ditujunya itu." (Hr. al-Bukhari dan Muslim). Imam Syafi'i mengomentari bahwa " Hadis ini adalah sepertiga ilmu".

Kalimat "Segala amal perbuatan tergantung niatnya" memberi pengertian bahwa segala amal perbuatan yang sesuai dengan sunnah Nabi dapat dinilai baik tergantung pada niat yang baik. Kalimat ini sesuai dengan sabda beliau :

"Segala amal perbuatan tergantung pada akhirnya". (Hr. Bukhari)
Kalimat "Sesorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan" memberi pengertian bahwa pahala orang yang beramal tergantung pada niat-niat baik yang terhimpun pada saat ia melakukan satu amal perbuatan.


Kalimat ". Barang siapa berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada Allah dan RasulNya. Dan barang siapa berhijrah karena ingin memperoleh dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada apa yang ditujunya itu" merupakan contoh yang diberikan oleh Rasulullah setelah menjabarkan kaidah pertaman tentang niat. Nabi hanya mencontohkan satu amal perbuatan, tetapi berbeda dalam penilaian baik dan buruknya.


Segala kemaksiatan tidak akan berubah lantaran niat yang baik. Hendaknya orang yang tidak mengetahui jangan memahami bahwa hal ini bisa saja terjadi karena keumuman sabda Nabi "Segala amal perbuatan tergantung niatnya", sehingga ia menyangka bahwa kemaksiatan dapat berubah menjadi ketaatan karena niat. Sabda beliau "Segala amal perbuatan tergantung niatnya" berlaku hanya untuk dua dari tiga macam amal perbuatan, yaitu : ketaatan dan perbuatan yang mubah (boleh), tidak berlaku untuk macam ketiga, yaitu kemaksiatan. Karena bisa saja ketaatan berbalik menjadi kemaksiatan lantaran niatnya dan perbuatan mubah (boleh) bisa berubah jadi kemaksiatan atau ketaatan lantaran niat. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw. bersabda :


"…….dan pada alat kemaluan seorang terdapat sadaqah, para sahabat bertanya : wahai Rasulullah apakah jika seseorang di antara kami dalam melampiaskan hasratnya mendapatkan pahala ? beliau menjawab : bagaimana menurutmu jika ia melampiaskannya pada hal yang haram, apakah ia akan mendapatkan dosa ? demikian pula jika ia melampiaskannya pada hal yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala." (Hr. Muslim).

Al-Nawawi berkata : "Hadis ini memberikan petunjuk bahwa segala amal perbuatan yang mubah (boleh) dapat berubah menjadi ketaatan lantaran niat yang benar.

Oleh karena itu bersetubuh dapat dikatakan ibadah jika ia diniati menunaikan hak istri dan mempergaulinya dengan ma'ruf (baik) sebagaiman perintah Allah SWT. atau ia niatkan agar mendapatkan anak yang saleh, menjaga diri (dari kemaksiatan), menjaga istri, mencegah keduanya dari memandang, memikirkan dan menghendaki hal yang diharamkan atau pun maksud-maksud baik lainnya. Muaz pernah berkata :

"Sesungguhnya aku mencari ridha Allah dengan tidurku sebagaimana aku mencari ridha Allah di waktu aku terjaga."


Adapun kemaksiatan tetap tidak dapat berubah menjadi ketaatan karena niat, bahkan jika kemaksitan itu diniati dengan niat jahat, maka dosanya akan berlipat ganda.


Ketaatan berhubungan dengan niat dalam hal asal keabsahannya dan berlipat ganda keutamaannya. Adapun asal keabsahannya adalah dengan meniatkannya hanya demi beribadah kepada Allah semata dan jika diniatkan karena riya' (pamer), maka akan berubah menjadi kemaksiatan. Sedangkan keberlipat-gandaan keutamaannya itu tergantung banyaknya niat yang baik.


Semua perbuatan mubah (boleh) tergantung pada niatnya atau beberapa niat. Dengan niat, ia dapat berubah menjadi ibadah yang baik dan dapat memperoleh derajat yang tinggi.


Keutamaan Niat

Umar bin Khattab ra. berkata : "Amal perbuatan yang paling utama adalah melaksanakan sesuatu yang difardlukan oleh Allah, menahan diri dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan niat yang benar pada sesuatu yang berada di sisi Allah."


Seorang ulama salaf berkata : "Berapa banyak amal perbuatan kecil menjadi besar lantaran niat, dan berapa banyak amal perbuatan besar menjadi kecil lantaran niat."

Yahya bin Abi Katsir berkata : "Pelajarilah niat, karena niat adalah amal yang paling berat."

Ibnu Umar ra. pernah mendengar seseorang yang berihram berdoa : "Wahai Tuhan, sesungguhnya hamba menghendaki haji dan umrah."

Lalu Ibnu Umar ra. berkata kepadanya : "Apakah kamu ingin agar orang lain mengetahui (doamu itu), bukankah Allah mengetahui apa yang ada di hatimu ?" Ini karena niat adalah kehendak hati dan tidak wajib melafalkan pada ibadah apa pun.? ayn






READ MORE - N I A T

Tak Sesulit Yang Anda Bayangkan.


                                               
                                                       
Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar.
Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah
yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak
mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu.
Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak
baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa
semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar
ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah
batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu
hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa
dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu
menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat
bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun
oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan
cepat.

Renungan:
                               
Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang
kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan
sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi
persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda
takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.
READ MORE - Tak Sesulit Yang Anda Bayangkan.

IMPIAN KITA

on Jumat, 12 Juli 2013

                       
                                                       
Ketika kita masih muda, kita memiliki impian-impian dan
harapan-harapan. Kita membayangkan banyak hal, kita terus
berpikir tentang apa yang kita inginkan, apa yang kita ingin
kerjakan, apa yang membuat kita bangga dan bahagia dan apa
jadinya kita kemudian.

Kita bertumbuh, dan banyak hal sepertinya memiliki jalannya
sendiri-sendiri. Kita menerima keberhasilan dan kegagalan
kita dan maju terus. Perubahan yang cepat, kebutuhan untuk
melakukan hal-hal yang penting, pekerjaan, tekanan dan
kegagalan, semuanya membinasakan sebagian dari visi kita.

Banyak hal telah berubah, tapi tidak dapat mengambil alih
impian kita. Kita masih harus bermimpi, membayangkan hasrat
kita, keinginan kita, visi kita di masa depan, bahkan ketika
kita dianggap terlalu tua untuk melakukan hal-hal seperti ini.

Kolonel Sanders memulai usahanya ketika dia berumur 60 tahun,
dan mulai meraih sukses yang menyeluruh dalam usaha KFC.
Hal utama bukanlah usia, apakah terlalu tua atau terlalu muda,
melainkan keinginan untuk terus bermimpi, dan keberanian untuk
menyadarinya.

Membayangkan dengan gamblang, membawanya dalam tidur, berpikir
terus menerus mengenainya, membicarakannya, merencanakannya,
menambah semua bumbu dalam mimpi-mimpi kita, hal ini akan
membawa kita lebih dekat dalam merealisasikan mimpi-mimpi kita.

Entreprenership mulai dengan sebuah impian, sebuah keinginan
yang sederhana akan restaurant kecil, atau bisnis pengembang
real estate yang besar, atau sebuah pusat pendidikan bahasa
Inggris yang sedang-sedang saja, atau hanya usaha swakarsa
lainnya untuk memperoleh uang secara menyenangkan.
READ MORE - IMPIAN KITA

Lomba Pidato

on Minggu, 30 Juni 2013


                                   Powered byEMF Online Form

READ MORE - Lomba Pidato

KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA’BAN

on Minggu, 23 Juni 2013


Suatu waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa  (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah saw. menjawab: "Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).

Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).

Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: "Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: "Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. Beliau pun berkata: "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki." (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).

Jika kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka yang mendirikan qiyamul lail  saat itu), memaafkan mereka yang memohon ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.

Dan jika mau kita cermati beberapa riwayat diatas, ada dua hal yang biasa atau setidaknya pernah dilakukan rasulullah saw. di bulan Sya’ban yaitu memperbanyak berpuasa serta ber-qiyamul lail (mendirikan shalat) pada malam pertengahan bulan Sya’ban.

Memperbanyak berpuasa merupakan amaliah yang sangat gemar dilakukan Rasulullah saw. di bulan Sya’ban. Maksud memperbanyak disini bukan berarti beliau melakukannya sebulan penuh akan tetapi beliau sering mengisi hari-hari di bulan Sya’ban dengan berpuasa.

Disamping menganjurkan berpuasa di bulan Sya’ban, Rasulullah saw. juga melarang umatnya berpuasa jika hal tersebut dilakukan sehari atau dua hari sebelum bulan sya’ban berakhir. Sebagaimana sabda saw. : “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka puasalah.” (HR. Bukhari No. 1983 dan Muslim No. 1082 dari Abu Hurairah).

Dalam hal ini Imam Nawawi dalam kitab Majmu’nya mengatakan bahwa apabila puasa sehari atau dua hari tersebut memiliki sebab atau merupakan kebiasaan dia berpuasa, seperti puasa dahr (puasa satu tahun penuh), puasa nabi daud (satu hari puasa satu hari berbuka) atau puasa senin-kamis maka maka hal tersebut di bolehkan. Namun jika tidak, maka hal itu terlarang.

Adapun tentang qiyamul lail, meskipun apa yang diriwayatkan Imam Baihaqi bersifat mursal (kurang valid), namun hal ini tidak mengurangi akan keutamaan bulan Sya’ban melihat banyak riwayat sahih lainnya yang menunjukkan  keutamaan bulan tersebut. Jadi, adalah mulia jika malam nisfu Sya’ban diisi dengan memperbanyak ibadah shalat, zikir, membaca al Qur’an, berdoa atau bermacam kegiatan positif lainnya.

Waba’du, marilah kita manfaatkan kesempatan mencicipi bulan yang penuh keutamaan ini dengan memperbanyak ibadah puasa atau amal shalih lainnya. Selain sebagai manifestasi pendekatan diri kepada Allah swt. (taqarruban ilallah), puasa juga bisa menjadi ajang pemanasan dalam menghadapi bulan Ramadhan yang didalamnya diwajibkan berpuasa. Jika seseorang terbiasa berpuasa sebelum Ramadhan, maka ia akan lebih terbiasa, lebih kuat dan lebih bersemangat dalam menunaikan puasa wajib dibulan Ramadhan.
Wallahua’lam bisshawab

READ MORE - KEUTAMAAN DAN AMALAN BULAN SYA’BAN

Anak Yang Bijak

on Rabu, 19 Juni 2013


                                               
                                                       
Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera
membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar
penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk
menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah
pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada
anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa,
Pa."
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?"
tanya sang ayah. "Iya, Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat
kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.


Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai
seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.

Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke
tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil
yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan
mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi
taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan
milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka
mempunyai tanah sejauh mata memandang.

Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita
tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.


Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka
menanam sendiri.


Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan
mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.


Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.
Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku
tahu betapa miskinnya diri kita."

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya
berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang
kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi
orang lain.

READ MORE - Anak Yang Bijak

Bekerja dan bekerja ....

on Senin, 17 Juni 2013


Ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah anda bekerja.
Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang
lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda.
Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika
orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam
istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan
gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka,
jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan;
"Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta."
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah
mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak.
Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan
tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita
kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti
sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya;
menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan
yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja,
mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.
READ MORE - Bekerja dan bekerja ....

Positive Thinking Always Beatiful



Assalamualaikum Wr. Wb.
akhifillah wa ukhtifillah yang di muliakan Allah SWT..............
                        Pikiran positif memberikan inspirasi yang luar biasa, yakni percaya bahwa semuanya berjalan dengan kehendak yang maha kuasa, bukan manusia tidak juga karena usaha. pilihan menentukan sikap, berpikir positif atau tidak, itu pikaranmu yang menentukan. Ia  bernaung dalam diri setiap insan, tidak nampak namun memiliki andil besar dalam setiap gerak langkah kita, tidak percaya anda boleh buktikan. Pikiran positif adalah sebuah mutiara yang tertanam di dasar samudra yang seharusnya di pancarkan dalam setiap inspirasi hari-hari kita sehingga memberikan motivasi besar dalam kehidupan dan misi-misi kita sehari-hari. Analogi sederhana, ada salah seorang ikhwah berkata ke ana, dia mengatakan :" ana malas mengikuti rapat dengan datang cepat, nanti ujung-ujungnya ana datang rapat mereka biasanya telat". Itu adalah sebuah prasangka yang secara tidak sadar menjeremuskan seseorang ke sebuah lembah kebiasaan sehingga yang awalnya seseorang yang disiplin menjadi seorang yang amburadur dalam menejemen waktunya.              
                        Tidakkah ikhwafillah renungi firman Allah SWT :........Innallaha ma'assobirin yang artinya sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan juga dalam QR. Al-Asr ayat terakhir dikatakan bahwa yang termasuk orang-orang yang tidak rugi adalah Saling menasehati dalam kesabaran. Sabar-dan sabar kunci ke istiqomahan dalam mengarungi samudra pikiran positif, tidak pernahkan engkau bayangkan bahwa pikiran positif dapat membahagiakan orang-orang yang kita cintai, yang paling berharga dalam hidup kita. Ada sebuah kisah yang di bawakan oleh AA Gym dalam ceramahnya mengatakan :" ada sebuah kisah, di sebuah keluarga yang terlihat harmoni dan bahagia saat bertemu dengan salah seorang buah hatinya yang selalu berprasangka baik terhadap orang tuannya, Anak ini kita berinama Si-Fulannah A. Bapak ini, menengok putrinya yang satu lagi yang sedang merindukan sebuah cincin mewah, indah nan menawan, putrinya ini kita berinama Si-Fullannah B, pada suatu ketika ayah kedua anak ini memperoleh rezki yang tiada di sangka-sangka sehingga beliau memiliki inisiatif untukmembelikan apa yang di harapkan dan dirindukan buah hatinya. Beliau tahu bahwa anaknya yang kita beri nama Si-Fulannah A adalah putrinya yang merindukan seekor kuda putih, sehingga beliau memasukkan sebuah kotoran kuda ke dalam kotak, pikir beliau setiap apa yang kita sukai maka bagian apapun yang akan kita bawa insya Allah di sukainya (Sebenarnya Beliau Kekurangan Uang untuk membeli kuda). 
                       Mengingat anaknya yang kita berinama Si-Fullanah B memiliki keinginan untuk memiliki sebuah cincin akhirnya beliau belikan cincin mutiara murni seharga uang yang di milikinya. Dengan persaan bahagia Bapak dua anak putri ini segera bergegas ke Rumahnya. dan Langsung menemui  Si-Fullannah B kemudian beliau berkata :' coba tengok kebelakang, Nak ! apa yang aku bawa? dengan harapan memperoleh penghargaan dari anaknya bapak ini tersenyum dengan penuh harapan tapi apa yang terjadi, ternya Si-Fullannah B ini bukan bersyukur malah menggerutu sehingga membuat ayahnya miris hatinya padahal uang yang di miliki ayahnya di habiskan untuk membelikan dia cincin yang di impikannya. Si-Fulannah B menggerutu, asli enggk nih?, apa yang bokap gua belikan ? , dia dipenuhi rasa curiga dan prasangka. Bapak ini dengan perasaan sedih berjalan menuju kamar putrinya yang kedua yakni yang kita beri nama Si-Fullanah A beliau berkata biasa-biasa saja dan memanggilnya dengan harapan semoga anaknya ini tidak kecewa, beliau berkata : nak, coba kemari ! ada yang ayah ingin sampaikan !, Anaknya : ia pak ! anak ini segera ke seruan bapaknya dan bertanya ada apa pak ? ini ada sesuatu yang saya bawa untuk kamu ! untuk saya, si anak ini penuh dengan harapan hadiah karena dia tahu ayahnya sedang memperoleh uang gajian. 
                            Saat membuka isi kotak yang di bawa ayahnya dia sangat bahagia melihat isi kotak yang di bawa adalah impiannya untuk memiliki seekor kuda akhirnya dia memeluk ayahnya dengan penuh kebahagian dan ucapan syukur yang bisa anda bayangkan sendiri seperti apa?. Hal ini membuat bapaknya termotivasi untuk mewujudkan apa yang diinginkan Si-Fullanah A, beliau segera berangkat ke tempat pembelian kuda dan segera bergegas memperlihatkan anaknya ( beliau takut mengecewakan anaknya). Akhifillah afwan jiddan cerita ana kepanjangan, mudah-mudahan kita bisa ambil pelajaran bagaimana sikap kita dalam kehidupan ini sehingga harapan kita bisa terwujud dengan jalan yang tidak disangka-sangka kawan. karena Husnuzhon adalah sifat yang luar biasa pada diri setiap insan... Ok Right !. Siap berpikir positif ....
sudah saatnya kita penuhi jiwa-jiwa ini dengan prasangka baik selalu dalam setiap aktifitas kita.
 ~~~amin~~~
                                                                                                                                      
              Penulis


UKK As-Siraaj @2013
READ MORE - Positive Thinking Always Beatiful

Belajar Dari Kesalahan.

on Minggu, 16 Juni 2013

Bila anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan anda membuat suatu kesalahan. Bila anda membuat kesalahan, itu adalah hal yang hebat. Karena anda berkesempatan belajar sesuatu. Akui kesalahan anda, teliti dan pelajari secara mendalam. Jawablah kesalahan anda tersebut. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, anda dibantu untuk menemukan apa yang benar. Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan. Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson, berkata "Anda pasti menghendaki saya mengundurkan diri." Jawab Watson, "Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik anda..." Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila anda membuat sebuah kesalahan, hal yang terbaik adalah mengumpulkan kembali keping-keping yang terserak, dan memperhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi. Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkan pengetahuan baru anda itu.
READ MORE - Belajar Dari Kesalahan.

Kisah Nyata Mengharukan

on Jumat, 14 Juni 2013



Umur siapa yang tahu, demikian juga seorang pemuda, bagaimanapun kuatnya juga tak bisa mengelak dari hal tersebut. Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah. Pemilik kisah ini berkata: Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak. Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku. Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa lalu Pada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kami berjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. setelah makan siang, kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. sesuai aturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisa bertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan. Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalam kemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datang waktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaan kaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhu sendirian. Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara aku berada di daerah yang dalam. AKu memutuskan untuk tidur diatas punggungku dan membiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah… aku berusaha untuk naik…..aku berusaha untuk melawan….aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapi aku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akan sekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah. Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat itu aku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa…aku ingat kepada ayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku… hingga karyawan di toko pun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalam ingatanku…semuanya pada detik-detik yang terbatas…kemudian setelah itu, aku ingat diriku sendiri..!.!! Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiri…apa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa? Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang di jalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisah dari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba aku mendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: “Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Aku merasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunya dengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku. Aku berteriak….berteriak…tapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalam tubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untuk mengucapkan syahadat….kuucapkan Asyhadu…Asyhadu…aku tidak mampu untuk menyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku dan menghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanan keluar dari tubuhku. Akupun berhenti bergerak…inilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun sementara kau berada di dalam kemah…dan di sisiku ada seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat. Saat aku terbangun, tentara itu berkata:”Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.” Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada para pemuda tentang tentara tersebut. Apakah kalian mengenalnya? Mereka tidak mengetahuinya, dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segera pergi sebagaimana engkau lihat, kata mereka. Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?” Mereka menjawab,”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.” Perlu diketahui bahwa jarak terdekat denga Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit. Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentara tersebut melihatku? Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarang dia menelepon? Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya. Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izin pulang duluan. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!” Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata. Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata:”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras-kerasnya sementara manuisa mendengar do’aku. Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku. Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau teledor terhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalah sebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu. Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu. Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian. Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuta dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala. Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku. Alhamdulillah. Wahai para pemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua. Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban ibadah kita walaupun kelihatannya sepele.
READ MORE - Kisah Nyata Mengharukan

Bulan Sya'ba'an

Sabda Nabi s.a.w.: Bahawa puasa Syaba'an karena membesarkan Ramadhan. Siapa yang berpuasa tiga hari daripada bulan Sya'aban, kemudian dia bersalawat atasku beberapa kali sebelum berbuka puasa maka di ampunkan oleh Allah dosanya yang telah lalu, diberkatikan rezki baginya, antara lain sabdanya lagi: Bahawa Allah Ta'ala membukakan pada bulan itu tiga ratus pintu rahmat.
READ MORE - Bulan Sya'ba'an

Miliki Visi, Misi, Persepsi dan Filosofi

on Selasa, 11 Juni 2013


  1. Memiliki Visi Besar

                Pribadi muslimlah yang visioner memiliki cita-cita besar. Dari cita-cita besar itulah orang akan berfikir untuk  melakukatn kerja-kerja besar. 
Al-Mutanabi Mengatakan :" Manusia dimulai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka  yang menentukan karya besar mereka memang besar. Dimata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-masalah besar terlihat kecil."(Gatra, 4 Maret 1995).  
Imam Safi'i mengatakan :"Kalau aku hidup aku tak takut kehilangan makanan, kalau aku mati aku tak takut kehilangan kuburan. Jiwaku jiwa yang merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran." 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan ," Apa yang dilakukan musuh-musuhku tehadapku? surgaku adalah jiwaku, jika mereka memenjarakanku, maka itu adalah penyepianku dengan tuhanku. jika mereka  mengasingkanku ke tempat yang sangat jauh, maka itu masa pengembaraan bagiku, jika mereka membunuhku, itu adalah kematian yang semoga menjadikanku sebagai Syahid."
                   Demikianlah orang-orang besar. Mereka memiliki visi besar, pandangan yang besar. persepsi yang benar, langkah yang tegar, ide-ide yang selalu segar. Amal-amal tumbuh mengakar  menjadi kontribusi menjadikan dirinya besar.
 Seperti yang dikatakan Stephen R.Covey :" visi membuat kita bergairah dengan pemahaman akan sumbangan khas yang dapat kita buat". 
Memiliki Visi yang jelas adalah sebuah keharusan agar langkah-langkahnya terukur. Agar memperpanjang umur, agar amal salehnya subur, menjadikan kehidupannya teratur. Visi di bangun  dari dasar pemikiran dan penggalian nilai-nilai besar yang diyakini. Visi adalah mimpi anda  akan hari depan yang dicita-citakan, 
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan :" Kenyataan hari ini adalah hasil dari impian kita kemarin, kenyataan esok hari ditentukan impian hari ini."

2. Memiliki Misi Diri

                    Misi ---> Menurut Satria Hadi Lubis dalam buku Breaking the Time-:"Adalah Kristalisasi nilai-nilai, azas-azas hidup, intisari dan menjadi besar kepribadian. Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Misi ada dua, misi positif dan misi negatif, setiap orang memiliki misi sesuai dengan hasil kristalisasi nilai-nilai hidup yang diyakininya. Untuk dapat diusung dengan jelas, maka misi  positif di syaratkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Luhur, Ideal. ia bersumber dari nilai-nilai universal yang berasal dari Allah SWT.
Flexibel. tidak terlalu kaku dan memberikan ruang bagi perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan.
Menarik.  misi mampu memotivasi diri untuk melejut menjadi pribadi yang luar biasa dan beristiqomah berada di koridor yang telah direncanakan serta memberikan optimisme dan harapan daripada terlalu banyak kehawatiran.
Jelas & Singkat. Misi hidup harus jelas terarah sehingga fokus untuk mencapai tujuan. ia mampu memberikan jawaban yang jelas dari pertanyaaan Dari mana?, Hendak Kemana?, dan Untuk apa ia hidup di dunia ini?.

3. Filosofi

                          Cukup  Ambil filosofi yang mudah, bisa singkat dengan prestasi akurat, boleh mudah dengan hasil yang wah. Banyak cara mengambil filosofi yakni dengan mengambil Ibroh dan hikmah dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh sederhana Air, di dalam islam air memiliki banyak pelajaran. Misalnya fungsinya air beraneka ragam merupakan merupakan inspirasi untuk menjadi seorang muslim yang memiliki aneka peran. Silahkan temukan fungsi air yang sebanyak-banyaknya dan temukan kedahsyatan darinya.
 (Zero to Hero by Solikhin Abu Izzudin : 162-169).



                                                                                                                                          
   ----------Penulis---------  


UKK As-Siraaj @ 2013







READ MORE - Miliki Visi, Misi, Persepsi dan Filosofi

Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis

on Senin, 03 Juni 2013

Telah diceritakan bahawa Allah S.W.T telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis pun datang kepada baginda dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.

Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"

Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."

"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?"

Orang tua itu menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."

Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?"

Iblis menjawab, "Lima belas."

1.    Engkau sendiri hai Muhammad.
2.    Imam dan pemimpin yang adil.
3.    Orang kaya yang merendah diri.
4.    Pedagang yang jujur dan amanah.
5.    Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.
6.    Orang Mukmin yang memberi nasihat.
7.    Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.
8.    Orang yang tetap dan cepat bertaubat.
9.    Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.
10.   Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.
11.   Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.
12.   Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.
13.   Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.
14.   Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.
15.  Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang lain dalam keadaan tidur.

Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?"
Jawab iblis, "Sepuluh golongan :-
1.    Hakim yang tidak adil.
2.    Orang kaya yang sombong.
3.    Pedagang yang khianat.
4.    Pemabuk/ peminum khamr.
5.    Orang yang memutuskan tali persaudaraan.
6.    Pemilik harta riba'.
7.    Pemakan harta anak yatim.
8.    Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan sholat/sering meninggalkan sholat.
9.    Orang yang enggan mengeluarkan zakat.

10.  Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah. 
READ MORE - Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis

Berikhtiar

on Minggu, 02 Juni 2013


Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. 
Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang 
lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda. 
Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika 
orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam 
istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan 
gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, 
jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan; 
"Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta." 
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah 
mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. 
Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan 
tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita 
kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti
sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya; 
menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan 
yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, 
mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.
READ MORE - Berikhtiar